KHOTBAH 26- Arabia Sebelum Diutusnya Nabi

Allah mengutus Muhammad SAWW sebagai pemberi peringatan bagi seisi dunia dan sebagai pengemban amanat wahyu-Nya, sementara Anda, pen-duduk Arabia, mengikuti agama yang paling buruk dan Anda berke-diamanan di antara batu-batu kasar dan ular-ular berbisa. Anda meminum air kotor dan makan makanan najis. Anda saling menumpahkan darah dan tidak mempedulikan kekerabatan. Berhala-berhala terpasang di antara Anda dan dosa melekat pada Anda.

Bagian dari Khotbah yang Sama


Saya melihat dan mendapatkan bahwa tidak ada pendukung bagi saya kecuali keluarga saya; maka saya hindarkan mereka dari terjerumus ke dalam kematian. Saya terus menutup mata saya walaupun kelilipan. Saya minum walaupun kerongkongan terteguk. Saya bersabar walaupun susah bernapas dan walaupun harus menelan jadam sebagai makanan.

Bagian dari Khotbah yang Sama


la tidak membaiat sampai ia membuatnya setuju bahwa ia akan membayarkan harganya padanya. Tangan si pembeli [baiat] ini tidak akan berhasil dan perjanjian dari si penjual mungkin menghadapi kehinaan. Sekarang Anda harus mengangkat senjata untuk berperang, dan mengatur perlengkapan untuk itu. Nyalanya telah meninggi dan sinarnya telah me-ningkat. Berpakaianlah dengan kesabaran karena [kesabaran] itu adalah sarana terbaik bagi kemenangan.[1] •

--------------------------------------------------------------------------------

[1] Amirul Mukminin menyampaikan khotbah ini sebelum berangkat ke Nahrawan. Khotbah ini terdiri dari tiga bagian. Pada bagian yang pertama ia menggambarkan kondisi Tanah Arab sebelum Kenabian; bagian kedua merujuk keadaan-keadaan yang memaksanya berdiam diri. Pada bagian ketiga ia menggambarkan pembicaraan dan keputusan antara Mu'awiah dan 'Amr ibn 'Ash. Terjadinya pembicaraan dan penyelesaian ini ketika Amirul Mukminin mengutus Jarir ibn 'Abdillah al-Bajali kapada Mu'awiah untuk mendapatkan baiat.

Gubernur Suriah itu menahan Jarir dengan dalih untuk memberikan jawaban. Sementara ia mulai menyelidiki sejauh mana rakyat Suriah mendukungnya dengan membangkitkan semangat balas dendam atas darah 'Utsman, ia bermusyawarah dengan saudaranya 'Utbah ibn Abi Sufyan. 'Utbah menyarankan, "Apabila dalam hal ini 'Amr ibn 'Ash dihubungi, ia akan menyelesaikan banyak kesulitan dengan kecerdikannya. Tetapi, ia tak akan mudah bersedia untuk menguatkan kekuasaan Anda apabila untuk itu ia tidak dibayari dengan apa yang diinginkannya. Apabila Anda telah bersedia untuk itu maka akan ternyata bahwa dia penasihat dan penolong yang terbaik." Mu'awiah menyukai saran ini. la myuruh panggil 'Amr ibn "'Ash lalu membicarakan hal itu, dan akhiraya diputuskan bahwa ia akan menuntut balas atas darah 'Utsman dengan menuduh Amirul Mukminin bertanggung jawab atasnya. Sebagai imbalan ia akan menjadi Guberaur Mesir, dan bahwa dalam keadaan bagaimanapun ia tak akan membiarkan kekuasaan Mu'awiah di Suriah terganggu. Sesuai dengan itu, keduanya menepati dan memenuhi perjanjian itu.