KHOTBAH 44

Ketika Mashqalah ibn Hubairah[1] asy-Syaibani melarikan diri kepada Mu'awiah karena ia telah membeli beberapa orang tawanan dari Bani Najiyah dari seorang pejabat Amirul Mukminin, tetapi ketika pejabat itu menagih harganya, ia mengelak dan membelot ke Suriah, Amirul Mukminin berkata:


Semoga Allah memperburuk Mashqalah. la bertindak seperti bangsawan, tetapi melarikan diri seperti seorang budak. Sebelum pengagumnya dapat berbicara (tentang dia), ia membungkamnya, dan sebelum pemujinya dapat membuktikan perbuatan-perbuatan mulianya, ia menutup mulut mereka. Apabila ia telah tinggal, kami akan mengambil dari dia apa yang dapat dibayarkannya dengan mudah dan menunggu sisanya sampai uangnya bertambah. •

--------------------------------------------------------------------------------

[1] Setelah Tahkim (arbitrasi), kaum Khariji bangkit, seorang lelaki Khariji dari Bani Najiah bernama al-Khirrit ibn Rasyid an-Naji berdiri dan menghasut lalu berangkat ke Mada'in dengan suatu kelompok yang membunuh dan menjarah. Amirul Mukminin mengirim Ziyad ibn Khashafah dengan tiga ratus orang untuk menghalangi mereka. Kedua pasukan itu bertemu di Mada'in dan bertempur dengan pedang. Pertarungan baru mulai ketika malam tiba, dan pertempuran terpaksa dihentikan. Pagi harinya pasukan Ziyad melihat ada lima mayat Kharijt terbaring di medan, sedang pasukan mereka telah meninggalkan medan pertempuran. Melihat hal ini, Ziyad berangkat ke Bashrah bersama pasukannya. Di sana ia ketahui bahwa kaum Khariji telah pergi ke Ahwaz. la tak maju terus karena pasukannya terlalu kecil, seraya memberitahukan Amirul Mukminin tentang hal itu. Amirul Mukminin memanggilnya pulang dan mengirimkan Ma'qil ibn Qais ar-Riyahi dengan dua ribu prajurit berpengalaman ke Ahwaz dan menulis surat kepada Gubernur Bashrah, 'Abdullah ibn 'Abbas, supaya mengirimkan dua ribu pasukan pedang untuk membantu Ma'qil. Sesuai dengan itu, kontingen dari Bashrah juga bergabung dengan mereka di Ahwaz, dan setelah mengorganisasinya secara mestinya, mereka bersiap menyerang musuh. Tetapi, al-Khirrit maju terus bersama pasukannya ke bukit Ramhurmuz. Orang-orang ini juga mengikuti-nya dan menemukannya di dekat perbukitan itu. Keduanya mengatur pasukan lalu saling menyerang. Hasil pertempuran ini, 370 orang Khariji tewas di medan pertempuran sementara yang lainnya melarikan diri. Ketika Ma'qil memberitahukannya kepada Amirul Mukminin, ia mengarahkan untuk mengejar dan menghancurkan kekuatan mereka supaya tak kuasa bangkit lagi. Ketika mendengar perintah ini, Ma'qil maju terus dan menemukan mereka di pantai Teluk Persia, di mana al-Khirrit mendapatkan kerja sama rakyat dan anggota pasukan baru dan mengumpulkan kekuatan yang lumayan.

Ketika Ma'qil tiba dari sana, ia mengangkat bendera perdamaian dan memaklumkan bahwa orang-orang yang telah berkumpul dari sana sini supaya menyingkir. Mereka tidak akan diganggu. Efek maklumatnya, kecuali komunitasnya sendiri, semuanya meninggalkannya. la mengatur orang-orangnya itu lalu memulai pertempuran, tetapi para prajurit gagah dari Bashrah dan Kufah menunjukkan kehebatannya dalam menggunakan pedang sehingga dalam waktu singkat 170 orang pemberontak itu tewas sementara Nu'man ibn Suhban ar-Rasibi bertarung dengan al-Khirrit (ibn Rasyid an-Naji) dan akhirnya menjatuhkan dan membunuhnya. Segera sesudah jatuhnya, musuh kehilangan pegangan lalu melarikan diri. Setelah itu Ma'qil mengumpulkan semua orang lelaki, perempuan dari kalangan mereka pada suatu tempat. Orang-orang Muslim dibebaskan setelah mengucapkan sumpah setia. Orang-orang yang telah murtad diajak masuk Islam lagi. Akibatnya, selain seorang Kristen tua, semuanya dibebaskan dengan menganut Islam. Kemudian ia membawa bersamanya orang-orang Kristen Bani Najiah yang turut dalam pemberontakan itu bersama keluarga mereka. Ketika Ma'qil sampai di Ardasyir Khurrah (di Iran), para tawanan ini meratap dan menangis di depan gubernurnya, Mashqalah ibn Hubairah asy-Syaibani, dan memohon dengan merendah kepadanya agar berbuat sesuatu untuk membebaskan mereka. Mashqalah mengirim pesan kapada Ma'qil melalui Dzuhl ibn al-Harits untuk menjual para tawanan itu kepadanya. Ma'qil setuju lalu menjual para tawanan itu kepadanya seharga 500.000 dirham seraya mengatakan supaya segera mengirimkan uangnya kepada Amirul Mukminin. la mengatakan bahwa ia langsung akan mengirimkan angsuran pertama, dan angsuran berikutnya akan segera menyusul. Ketika Ma'qil menemui Amirul Mukminin, ia melaporkan semua peristiwa itu kepadanya. Amirul Mukminin membenarkan tindakannya lalu menunggu uang itu untuk beberapa waktu, tetapi Mashqalah membisu seakan-akan tak ada suatu urusan dengannya. Akhirnya Amirul Mukmmin mengutus seseorang kepadanya dengan pesan untuk membayar harganya atau datang sendiri ke Kufah. Atas perintah Amirul Mukminin, ia datang ke Kufah, dan ketika ditanyai ia membayar 200.000 dirham, tetapi untuk mengelakkan pembayaran 300.000 dirham sisanya, ia membelot kepada Mu'awiah, yang mengangkatnya menjadi Gubernur Thabaristan. Ketika Amirul Mukminin mengetahui hal ini, ia mengatakan kata-kata seperti dalam khotbah itu. Isinya ialah, "Apabila ia tinggal, kami akan mempertimbangkan tuntutan mengenai harga itu, dan akan menanti perbaikan kondisi ckonominya, tetapi ia melarikan diri sebagai budak setelah mempertunjukkan perbuatan pamer. Pembicaraan tentang kehebatannya baru saja mulai ketika orang mulai membicarakan kehinaan dan kerendahannya."