KHOTBAH 51- Di Shiffin, ketika tentara Mu'awiah menyerbu sebagian tentara Amirul Mukminin dan menduduki tepian Sungai Efrat dan mencegah mereka mengambil airnya

Mereka sedang meminta pada Anda suapan-suapan pertempuran.[1] Maka Anda (harus memilih apakah Anda) tinggal dalam kehinaan dan kedudukan yang paling rendah, atau membasahi pedang Anda dengan darah dan memuaskan haus Anda dengan air. Kematian yang sebenarnya ialah kehidupan dalam taklukan, sedang kehidupan yang sesungguhnya ialah mati sebagai penakluk. Mu'awiah sedang memimpin sekelompok kecil pemberontak dan telah membiarkan mereka dalam gelap tentang kenyataan sesungguh-nya, sehingga mereka telah menjadikan dada mereka sasaran kematian.

--------------------------------------------------------------------------------

[1] Amirul Mukminin tiba di Shiffin ketika Mu'awiah sudah menempatkan empat puluh ribu orangnya di tepian Sungai untuk menutup jalan ke tempat air, sehingga hanya orang Suriah yang dapat mengambil airnya. Ketika pasukan Amirul Mukminin turun ke sana, mereka melihat bahwa tak ada tempat persediaan air kecuali di tempat itu. Bila ada lainnya, sukar dicapai karena harus melintasi bukit-bukit. Amirul Mukminin mengutus Sha'sha'ah ibn Shuhan al-'Abdi kapada Mu'awiah dengan permintaan untuk membuka jalan ke air itu. Mu'awiah menolak. Di sisi ini pasukan Amirul Mukminin kesulitan air. Ketika Amirul Mukminin melihat situasi itu, ia berkata, "Bangkitlah dan dapatkan air dengan pedang." Maka, orang-orang yang kehausan ini menghunus pedang, me-masang busur dan dengan membubarkan orang Mu'awiah, mereka langsung me-nuju sungai dan menyingkirkan penjaganya lalu menduduki tempat itu.

Sekarang, orang-orang Amirul Mukminin menginginkan pembalasan agar tiada seorang Suriah pun boleh mengambil air di situ, biar mereka semua mati kehausan. Tetapi, Amirul Mukminin mengatakan, "Apakah Anda sekalian hendak mengambil langkah-langkah yang sama kejinya seperti yang diambil orang-orang Suriah itu? Jangan menghalangi siapa pun menggunakan air. Barangsiapa hendak minum, boleh minum, dan barangsiapa mau mengambilnya, boleh mengambil." Maka, walaupun air itu dikuasai tentara Amirul Mukminin, setiap orang diberi kebebasan untuk mengambil air.