KHOTBAH 6- Diucapkan ketika dinasihati supaya tidak memburu untuk memerangi Thalhah ibn 'Ubaidillah dan Zubair ibn al-'Awwam

Diucapkan ketika dinasihati supaya tidak memburu untuk memerangi Thalhah ibn 'Ubaidillah dan Zubair ibn al-'Awwam[1]


Demi Allah, saya tidak hendak menjadi seperti rubah, yang pura-pura tertidur oleh (bunyi) lemparan batu yang terus-menerus sampai orang yang mencarinya mendapatkannya atau orang yang sedang mengintainya menaklukkannya. Malahan, saya akan selalu menyerang si penyeleweng kebenaran dengan bantuan orang-orang yang maju ke arahnya, dan orang-orang pendosa dan peragu dengan bantuan orang-orang yang mendengarkan dan menaati saya, sampai hari (kematian) saya tiba. Demi Allah, hak-hak saya telah direbut secara terus-menerus sejak hari wafatnya Nabi SAWW hingga hari ini. •

--------------------------------------------------------------------------------

[1] Ketika Amirul Mukminin menunjukkan niat untuk memburu Thalhah dan Zubair, ia dinasihati untuk membiarkan mereka agar ia tidak beroleh bencana dari mereka. Amirul Mukminin mengeluarkan kata-kata ini sebagai jawaban, yang kesimpulannya adalah: "Sampai beberapa lama saya hanya harus menjadi penonton atas hak saya yang direbut orang, dengan berdiam diri. Sekarang, selama saya bernafas, saya akan memerangi mereka agar mereka menanggung akibat perbuatannya. Mereka tidak seharusnya berpikir bahwa saya dapat dikalahkan dengan mudah sebagai dhabu'. Dhabu' (rubah) adalah sejenis binatang berbulu berwarna abu-abu, seperti musang, tetapi lebih gempal, menggali tanah untuk liangnya. Binatang ini mencari makan, terutama berupa hewan-hewan kecil, di malam hari. Nama julukannya ialah Umm 'Amir dan Umm Thuraiq. la juga disebut “'si pelahap” karena memakan dan menelan apa saja yang dapat diperolehanya, seakan-akan mempunyai beberapa perut, dan tak penah merasa kenyang. Juga ia dinamai Na'tsal. Binatang itu sangat pandir dan tolol. Kelambanannya nampak dari mudahnya ia tertangkap. Dikatakan bahwa pemburu mengepung sarangnya dan menyerangnya dengan kaki atau tongkat, dan merayunya dengan lembut, "Tundukkanlah kepalamu, Umm Thuraiq, bersembunyilah, Umm 'Amir." Dengan mengulangi kalimat ini dan menepuk-nepuk tanah, binatang itu bersembunyi di suatu sudut sarang. Kmudian si pemburu berkata, "Umm 'Amir tidak ada liangnya, ia sedang tidur." Ketika mendengarkan ini, ia merentangkan anggota-anggota badannya lalu berpura-pura tidur. Maka pemburu pun memasang tali jerat ke kakinya dan menyeretnya keluar, lalu ia jatuh sebagai pengecut ke dalam tangan si pemburu, tanpa perlawanan.