KHOTBAH 67- Ketika Amirul Mukminin a.s. menunjuk Muhammad ibn Abu Bakar menjadi Gubernur Mesir dan ia disergap dan dibunuh, Amirul Mukminin berkata

Ketika Amirul Mukminin a.s. menunjuk Muhammad ibn Abu Bakar[1] menjadi Gubernur Mesir dan ia disergap dan dibunuh, Amirul Mukminin berkata:


Saya berniat hendak mengirim Hasyim ibn 'Utbah ke Mesir, dan sekiranya saya telah melakukannya maka ia tidak akan memberi jalan bagi lawan-lawan, dan tidak akan memberi kesempatan kepada mereka (untuk menaklukkannya). Ini tanpa (maksud) mencela Muhammad ibn Abu Bakar, karena saya mencintainya dan telah membesarkannya. •

--------------------------------------------------------------------------------

[1] lbu Muhammad ibn Abu Bakar adalah Asma' binti 'Umais, yang dikawini Amirul Mukminin setelah wafatnya Abu Bakar. Dari itu, Muhammad dibesarkan dalam asuhan Amirul Mukminin dan menerima tata perilakunya. Amirul Mukminin pun mencintainya dan memandangnya sebagai putranya, dan sering mengatakan, "Muhammad adalah putra saya dari Abu Bakar." la dilahirkan dalam perjalanan Haji Perpisahan Nabi (Haji Wada') dan meninggal sebagai syahid pada 38 H. dalam usia 28 tahun.

Ketika menjadi khalifah, Amirul Mukminin telah memilih Qais ibn Sa'd ibn 'Ubadah sebagai Gubernur Mesir, tetapi keadaan berkembang demikian rupa sehingga ia menariknya lalu menggantikannya dengan Muhammad ibn Abu Bakar. Di Mesir, Qais tak mau mengambil langkah menghadapi kelompok 'Utsman, tetapi Muhammad berpendapat lain. Setelah sebulan, ia mengirimkan pesan kepada mereka bahwa apabila mereka tak mau menaatmya maka ia tak akan dibiarkan mereka tinggal di Mesir. Sebab itu, orang-orang ini menyusun suatu front untuk menentangnya, dan melibatkan diri dalam kegiatan rahasia, tetapi segera ketahuan. Setelah Tahkim, mereka mulai mengadakan kekacauan dengan slogan pembalasan dendam, yang mencemarkan udara Mesir. Ketika Amirul Mukminin mengetahui keadaan yang memburuk ini, ia menyerahkan jabatan gubernur itu kepada Malik ibn Harits al-Asytar dan mengirimkannya ke sana supaya dapat menekan unsur-unsur pemberontakan dan menyelamatkan pemerintahan di sana sebelum menjadi lebih buruk. Tetapi, ia tak luput dan rancangan licik kaum Umayyah dan terbunuh dengan racun dalam perjalanannya ke sana. Dengan demikian maka Muhammad ibn Abu Bakar tetap duduk sebagai Gubernur Mesir.

Dalam hal ini perbuatan 'Amr ibn 'Ash setalian dengan Tahkim mengingatkan Mu'awiah akan janjinya. Maka, ia memberikan kepadanya enam ribu prajurit dan mengirimkannya untuk menyerang Mesir. Ketika Muhammad ibn Abi Bakar mengetahui kedatangan pasukan musuh, ia menulis surat kepada Amirul Mukminin meminta bantuan. Amirul Mukminin menjawab akan segera mengumpulkan bantuan untuknya, tetapi sementara itu ia harus memobilisasi pasukannya sendiri. Muhammad mengerahkan empat ribu orang di bawah panjinya dan membaginya menjadi dua bagian. Satu bagian dipimpinnya langsung, dan lainnya diserahkan kepada Kinanah ibn Bisyr at-Tujibi seraya memerintahkannya maju untuk menghalangi musuh. Mereka berhenti dan berkemah ketika berbagai pihak musuh mulai menyerang, tetapi mereka menghadapinya dengan gagah berani. Akhirnya Mu'awiah ibn Hudaij al-Sakuni al-Kindi menyerang dengan kekuatan penuh. Orang-orang ini tidak lari melainkan menghadapinya dengan kokoh hingga gugur sebagai syuhada'. Akibat kekalahan ini, anak buah Muhammad ibn Abu Bakar ketakutan dan melarikan diri meninggalkannya. Merasa sendirian, Muhammad bersembunyi di suatu tempat di gurun. Tetapi, musuh mendapat kabar tentang itu melalui seseorang yang mengikuti jejaknya ketika ia sedang hampir mati kehausan. Muhammad meminta air tetapi orang-orang kejam itu tidak mau memberikannya, bahkan membunuhnya dalam keadaan hampir mati kehausan itu. Mayatnya mereka masukkan ke dalam perut keledai mati dan membakarnya. 

Malik ibn Ka'b al-Arhabi telah meninggalkan Kufah menuju ke Mesir dengan dua ribu tentara, tetapi sebelum tiba di sana, Mesir telah diduduki musuh.