KHOTBAH 119- Tentang Kebesaran Ahlulbait dan Pentingnya Syariat Islam

Demi Allah, saya mempunyai pengetahuan tentang penyampaian pesan, pemenuhan janji dan tentang seluruh ungkapan. Kami Ahlulbait mempunyai pintu-pintu kebijaksanaan dan cahaya pimpinan. Ingatlah bahwa jalan-jalan agama adalah satu, dan jalan-jalannya lurus. Orang yang mengikutinya mencapai dan mendapatkan (tujuan). Orang yang menjauh darinya tersesat dan mendapat penyesalan.

Beramallah demi hari yang untuk itu perbekalan disimpan, dan ketika niat-niat akan diuji. Apabila pikiran seseorang yang ada padanya sendiri tidak menolongnya, kecerdasan (orang lain) yang jauh darinya lebih tak bermanfaat. Takutilah api yang nyalanya keras, yang rongganya dalam, yang busananya besi dan minumannya nanah berdarah. Hati-hatilah! Nama baik[1] seseorang yang dipelihara oleh Allah Yang Mahamulia di antara manusia adalah lebih baik daripada kekayaan yang diwariskan oleh orang-orang yang tidak akan memujinya. •

--------------------------------------------------------------------------------

[1] Apabila seseorang menafkahkan sesuatu dalam masa hidupnya maka orang yang menerimanya akan merasa wajib (berterima kasih) kepadanya. Tetapi, apabila kekayaan diambil dengan kekerasan maka yang mengambilnya tidak merasa berkewajiban kepadanya, tidak pula ia akan memujinya. Demikian pula halnya dengan orang yang mati. Penggantinya berpikir bahwa segala yang telah ditinggalkannya adalah hak mereka, dan mereka harus menerimanya. Dalam hal ini tak ada kewajiban darinya untuk diakui. Tetapi, apabila ia telah melakukan suatu kebaikan dengan kekayaan itu, namanya akan tertinggal dan orang pun akan memujinya. Sebuah syair Parsi mengatakan:

Berbahagialah orang yang diingat baik setelah ia pergi, 

karena tak ada selain nama yang tertinggal setelah mati.