KHOTBAH 152- Tentang Orang Lalai dan Ciri-ciri Hewan Buas dan Wanita

Ia telah diberi waktu oleh Allah. la sedang jatuh ke dalam kesalahan dengan orang-orang lalai dan pergi di pagi dini dengan para pendosa, tanpa suatu jalan untuk ditempuh atau seorang imam untuk memandu.

Bagian dari Khotbah yang Sama


Kesudahannya, ketika Allah hendak menjelaskan kepada mereka ganjaran atas dosa-dosa mereka, dan mengambil mereka dari tirai kelalaian mereka, mereka akan maju teras kepada apa yang (sebelumnya) mereka melarikan diri darinya, dan melarikan diri dari apa yang (sebelumnya) mereka tuju. Mereka tidak akan mendapat maslahat dari kekurangan-kekurangan yang hendak mereka puaskan atau hawa nafsu yang hendak mereka penuhi.

Saya peringatkan Anda dan diri saya sendiri terhadap sikap ini. Seseorang harus mendapatkan kemaslahatan dari dirinya sendiri. Sesungguhnya, bijaksanalah orang yang mendengarkan dan merenungkannya, yang melihat dan mengamati dan mengambil manfaat dari bahan yang mengandung pelajaran, lalu melangkah pada jalan yang jelas di mana ia menjauhkan diri dari kejatuhan ke dalam lobang-lobang dan ketersesatan ke dalam jebakan-jebakan, dan tidak membantu orang-orang yang menyesatkannya dengan berpaling dari kebenaran, mengubah kata-katanya, atau takut akan kebenaran.

Wahai pendengarku! Hendaklah Anda sembuh dari kemabukan, bangunlah dari ketiduran Anda, kurangilah kegiatan Anda yang tergesa-gesa dan renungkanlah apa yang telah datang kepada Anda melalui Nabi Suci yang ummi,[1] yang tak terelakkan dan tak terluputkan. Anda harus berpaling dari orang yang menentang beliau, dan meninggalkannya, dan meninggalkan apa saja yang telah diada-adakannya sendiri. Tinggalkanlah kesia-siaan Anda, jatuhkan kesombongan, dan ingatlah akan kubur Anda, karena jalan Anda melaluinya. Anda akan diperlakukan sebagaimana Anda memperlakukan orang lain, Anda akan memetik apa yang Anda taburkan, dan apa yang Anda kirimkan hari ini akan Anda temui besok. Maka berbekallah untuk masa depan Anda dan kirimkanlah (amal perbuatan baik) untuk hari (perhitungan). Bertakwalah, bertakwallah, hai pendegar! Beramallah, beramallah, wahai yang teledor! Tak ada yang akan memperingatkan Anda seperti dia yang mengetahui.

Satu dari keputusan-keputusan Allah yang kukuh dalam pemberi peringatan yang bijaksana (Al-Qur'an) yang atasnya la menganugerahkan pahala atau memberi hukuman, dan yang melaluinya la menyukai atau tidak menyukai, ialah bahwa tak bermanfaat bagi manusia, sekalipun ia berusaha keras dan berbuat dengan tulus, apabila ia meninggalkan dunia ini untuk menemui Allah dengan satu dari perbuatan-perbuatan ini tanpa bertaubat; yakni bahwa ia mempercayai akan suatu mitra bersama dalam salat wajibnya, atau meredakan kemarahannya sendiri dengan membunuh seseorang, atau membicarakan perbuatan yang dilakukan orang lain, atau mencari pemenuhan kebutuhannya dari manusia dengan mempekenalkan suatu bid’ah dalam agamanya, atau menemui orang dengan bermuka dua, atau bergerak di kalangan mereka dengan lidah ganda. Pahamilah ini, karena suatu gambaran adalah petunjuk kepada yang serupa dengannya.

Hewan prihatin akan perutnya. Hewan buas prihatin akan menyerang yang lainnya. Perempuan prihatin atas perhiasan dari kehidupan rendah ini dan penciptaan bencana di dalamnya.[2] (Di sisi lain) kaum mukmin adalah sederhana, orang mukmin adalah pemberi nasihat dan orang mukmin bertakwa (kepada Allah). •

--------------------------------------------------------------------------------

[1] Kata "ummi" telah digunakan dalam Al-Qur'an dengan rujukan kepada Nabi pada surah Isra' (VII) ayat 157-158. Untuk lebih memahaminya lihatlah kitab-kitab tafsir Al-Qur'an.

[2] Maksudnya ialah bahwa sebab dari segala bencana dan kejahatan adalah nafsu untuk memuaskan keperluan jasmani dan nafsu untuk menaklukkan. Apabila seorang manusia ditaklukkan oleh nafsu untuk memuaskah kebutuhan jasmani dan memandang pemenuhan perut sebagai tujuannya, maka tak akan ada perbedaan antara dia dengan hewan, karena hewan tak mempunyai tujuan selain mengisi perutnya. Tetapi, apabila ia dikuasai oleh nafsu untuk menaklukkan orang lain dan menempuh pembunuhan dan pembasmian, maka tak ada perbedaan antara dia dan hewan buas, karena tujuan hewan buas pun merobek-robek dan menelan. Apabila kedua hawa nafsu itu sedang bekerja dalam dirinya, maka ia ibarat perempuan, karena dalam diri seorang perempuan kedua nafsu ini bertindak berdampingan, dan karena inilah perempuan amat senang akan perhiasan dan giat dalam mengipas-ngipas bencana dan kekacauan. Tetapi, seorang mukmin yang sesungguhnya tak akan menempuh kebiasaan ini sebagai tata perilakunya, malah ia mengekang hawa nafsunya sehingga tidak mengizinkan kesombongan dan kesia-siaan mendekatinya, dan tidak mengipas-ngipas bencana atau kekacauan, karena takut kepada Allah.

Ibn Abil Hadid menulis bahwa Amirul Mukminin mengucapkan pidato ini pada waktu perjalanan ke Bashrah, dan karena kekacauan itu adalah akibat hasutan seorang perempuan, Amirul Mukminin, setelah menyebutkan hewan dan hewan buas, mengatakan perempuan pun mempunyai sifat-sifat itu. Jadi, pertempuran Bashrah di mana ribuan orang telibat dalam kematian dan kehancuran adalah akibat sifat-sifat ini