KHOTBAH 83- Tentang 'Amr ibn 'Ash

Saya heran akan putra Naghibah yang mengatakan tentang saya di kalangan orang Suriah bahwa saya seorang pecanda dan bahwa saya senang melucu dan bersenang-senang. la bicara batil dan mengatakan dosa. Ingatlah, pembicaraan yang terburuk ialah pembicaraan yang tak benar. la berkata dan berdusta. la mengemis dan bersikeras, tetapi bila seseorang meminta padanya, ia kikir. la mengkhianati sumpah dan mengabaikan persaudaraan.

Bilamana dalam suatu pertempuran, ia mengatur dan memerintah, tetapi hanya sebatas pedang tidak bertindak. Bila saat itu tiba, kelicikan besarnya ialah bertelanjang di hadapan lawannya.[1] Demi Allah, ingatan akan kematian telah menjauhkan saya dari senda gurau dan canda, sedang kelupaannya akan akhirat mencegah dia berkata benar. la tidak membaiat kepada Mu'awiah tanpa maksud, melainkan dengan syarat bahwa ia harus membayar harganya, dan memberikan kepadanya suatu hadiah karena meninggalkan agama. •

--------------------------------------------------------------------------------

[1] Di sini Amirul Mukminin merujuk peristiwa ketika "si penakluk Mesir" 'Amribn 'Ash, menunjukkan "keberanian" dengan mempertunjukkan kemaluannya. Ini terjadi dalam peperangan Shiffin. Ketika ia sedang bertarung dengan Amirul Mukminin, ia bertelanjang untuk mengelakkan pukulan pedang. Melihat hal itu, Amirul Mukminin memalingkan wajahnya dan membiarkan nyawanya. Penyair Arab terkenal, Farazdaq, mengatakan tentang ini,

Tiada baiknya menyingkirkan kesulitan dengan aib 

Seperti 'Amr ibn 'Ash mempertunjukkan kemaluannya.

Bahkan dalam perbuatan memalukan ini bukanlah 'Amr ibn 'Ash sendiri yang menemukan kelicikan itu. la hanya meniru seorang lain sebelumnya. Yang pertama menggunakan siasat licik yang aib ini ialah Thalhah ibnAbi Thalhah yang menyelamatkan dirinya dalam Perang Uhud dengan bertelanjang di hadapan Amirul Mukminin dan menunjukkan "siasat" itu kepada orang lain. Selain 'Amr ibn 'Ash, kelicikan aib ini pun telah dilakukan oleh Busr ibnAbi Arthat untuk menyelamatkan dirinya dari pedang Amirul Mukminin. Setelah melakukan perbuatan yang disaksikan orang ini, Busr pergi kepada Mu'awiah, dan Mu'awiah mengingatkan perbuatan 'Amr ibn'Ash untuk menghilangkan rasa malu Busr, "Oh, Busr. Bukan apa-apa. Tak perlu malu untuk itu, mengingat perbuatan 'Amribn 'Ash sebelum Anda."