78. Seorang lelaki bertanya kepada Arnirul Mukminin, "Apakah kepergian kita untuk berperang melawan orang Suriah ditakdirkan Allah?" Amirul Mukminin memberikan jawaban yang mendetail yang
sebagian darinya adalah sebagai di bawah ini.
"Celakalah Anda! Anda menganggapnya sebagai takdir yang terakhir dan tak terelakkan (yang menurutnya kami telah dipastikan akan bertindak).[27] Apabila demikian, maka tak akan ada masalah
ganjaran atau hukuman, dan tak akan ada makna atas janji dan peringatan Allah. (Sebaliknya) Allah Yang Mahasuci telah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bertindak menurut kehendak bebas, dan
telah memperingatkan dan mencegah mereka (dari kejahatan). la telah menempatkan kewajiban-kewajiban ringan pada mereka dan tidak meletakkan kewajiban-kewajiban berat. la memberikan kepada mereka
(ganjaran) yang banyak sebagai imbalan atas (amal perbuatan) yang sedikit. la tidak ditaati bukan karena la dikalahkan. la ditaad, tetapi tidak dengan memaksa. la tidak mengutus para Nabi hanya
sekadar main-main. la tidak menurunkan Kitab bagi manusia tanpa tujuan. la tidak menciptakan langit, bumi dan segala yang ada di antaranya dengan sia-sia. "Yang demikian itu adalah anggapan
orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akah masuk neraka." (QS. 38:24)
79. Amirul Mukminin as berkata: Ambillah butir-butir kebijaksanaan di mana pun ia berada, karena apabila ucapan kebijaksanaan berada di dada seorang munafik, ia menggelepar sampai ia keluar
dan bermukim dengan yang lain-lain yang sejenisnya di dada orang mukmin.
80. Amirul Mukminin as berkata: Kebijaksanaan adalah barang kaum mukmin yang hilang., maka ambillah dia walaupun dari orang munafik.
81. Amirul Mukminin as berkata: Nilai sedap orang adalah dalam prestasinya.[28]
Sayid Radhi mengatakan: Ini kalimat yang nilainya tak terperikan. Tak ada ungkapan arif dapat dibandingkan dengannya dan tak ada kalimat yang setara dengannya.
82. Amirul Mukminin berkata: Saya sampaikan kepada Anda lima hal, yang apabila Anda menunggang unta Anda dengan cepat untuk mencarinya, maka Anda akan mendapatkan bahwa usaha itu patut
atasnya. Tak boleh ada sesuatu di mana Anda meletakkan harapan selain Allah; jangan menakuti sesuatu selain dosa terhadap-Nya; janganlah seorang pun di antara Anda merasa malu mengatakan, 'Saya
tidak tahu', apabila ia ditanyai tentang sesuatu yang tidak diketahuinya; janganlah seseorang merasa malu untuk mempelajari sesuatu yang tidak diketahuinya; dan Anda harus mempraktikkan
kesabaran, karena kedudukan sabar bagi iman adalah seperti kepala bagi tubuh, sehingga tepat sebagaimana tak ada baiknya tubuh tanpa kepala, tak ada kebaikan dalam iman tanpa
kesabaran.
83. Amirul Mukminin as berkata tentang seseorang yang banyak memujinya, walaupun la tidak mengaguminya: Saya di bawah apa yang Anda ucapkan dan di atas apa yang Anda rasakan dalam hati
Anda.
84. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang selamat dari pedang (dalam pertempuran) hidup lebih lama dan mempunyai banyak keturunan.
85. Amirul Mukminin as berkata: Barangsiapa berlepas dari mengatakan, "Saya tak tahu", maka ia akan menemukan kehancuran.
86. Amirul Mukminin as berkata: Saya menyukai pendapat seorang tua lebih dari tekad seorang muda. Atau, menurut versi lain, "lebih dari syahidnya seorang muda."
87. Arnirul Mukminin (as) berkata: Saya heran akan orang yang kehilangan harapan padahal ada kemungkinan untuk beroleh keampunan.
88. Imam Abu Ja'far Muhammad ibn 'Ali al-Baqir as telah meriwayatkan dari Amirul Mukminin (as) bahwa ia berkata, "Ada dua sumber penyelamatan dari hukuman Ilahi; salah satunya telah
diangkat, sedang yang yang satunya ada di hadapan Anda. Karena itu Anda harus bertaut padanya. Sumber keselamatan yang telah diangkat ialah Nabi Allah SAWW, sedang sumber keselamatan yang
tertinggal ialah mencari keampunan. Allah Ta'ala telah berfirman, 'Dan Allah tidak akan menghukum mereka sementara engkau ada bersama mereka, dan tidak pula Allah akan mengazab mereka sementara
mereka memohon keampunan'." (QS. 8:33)
Sayid Radhi mengatakan, "Ini salah satu cara menarik makna yang paling indah dan cara penafsiran yang paling halus.
89. Amirul Mukminin as berkata: Apabila seorang lelaki berperangai patut dalam urusan antara dirinya sendiri dan Allah, maka Allah akan menjaga kepatutan urusan antara dia dan orang lain.
Dan apabila seseorang menjaga secara patut urusannya dengan kehidupan akhirat, maka Allah akan menjaga secara patut baginya urusan dunia ini. Barangsiapa yang menjadi juru dakwah bagi dirinya
sendiri akan dilindungi Allah.
90. Amirul Mukminin as berkata: Seorang hakim syariat yang sempurna adalah orang yang tidak membiarkan orang kehilangan harapan akan rahmat Allah, tidak membuatnya luluh hati akan kebaikan
Allah, dan tidak membuatnya merasa aman dari hukuman Allah.
91. Amirul Mukminin as berkata: Hati ini menjadi muak ketika tubuh menjadi muak;, maka carikan ucapan-ucapan bijaksana yang indah untuknya.
92. Amirul Mukminin as berkata: Pengetahauan yang paling rendah ialah apa yang tinggal di lidah, dan pengetahuan yang paling mulia ialah yang tenvujud dalam (amal perbuatan) melalui anggota
dan organ tubuh.
93. Amirul Mukminin berkata: Janganlah seorang di antara Anda sekalian mengatakan, "Ya Allah, aku mencari perlindungan-Mu dad kesusahan," karena tak seorang pun yang tidak terlibat dalam
kesusahan; tetapi barangsiapa mencari perlindungan Allah, ia harus mencari perlindungan dari kesusahan yang menyesatkan, karena Allah berfirman, "Dan ketahuilah bahwa kekayaanmu dan anak-anakmu
merupakan cobaan" (QS. 8:28), yang artinya adalah bahwa la menguji Anda dengan kekayaan dan ketunman untuk membedakan orang yang tidak merasa rela dengan rezekinya dan orang yang bahagia dengan
apa yang telah dianugerahkan kepadanya. Walaupun Allah Yang Mahasuci mengetahui mereka lebih dari mereka mengetahui diri mereka sendiri, namun la berbuat demikian untuk membiarkan mereka
melakukan perbuatan yang dengan itu mereka mendapatkan ganjaran atau hukuman, karena sebagian dari mereka senang mempunyai (anak) laki-laki dan tak senang mempunyai (anak) perempuan, dan sebagian
suka mengumpul harta dan tidak menyukai kesusahan.
Sayid Radhi mengatakah: Ini salah satu tafsiran yang menakjubkan yang diriwayatkan darinya.
94. Amirul Mukminin ditanyai apakah baik itu, dan ia menjawab, "Yang baik bukanlah banyak kekayaan dan anak, melainkan pengetahuan yang banyak, kesabaran besar, dan saling berlomba dalam
ibadat kepada Allah. Apabila berbuat baik, bersyukur kepada Allah, tetapi apabila Anda berbuat buruk, mintalah keampunan Allah. Di dunia ini kebaikan hanya untuk dua orang: orang yang berbuat
dosa tetapi meluruskannya dengan bertaubat, dan orang yang bergegas melakukan perbuatan baik.
95. Amirul Mukminin (as) berkata: Amal yang disertai takwa kepada Allah tidaklah akan sia-sia, dan betapa mungkin suatu hal sia-sia padahal ia (sudahj diterima.[29]
96. Amirul Mukminin berkata: "Orang-orang yang paling terpaut pada para Nabi adalah orang-orang yang mengetahui apa yang telah dibawa para nabi." Kemudian Amirul Mukminin membacakan,
"Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim tentulah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad) dan orang-orang yang beriman." (QS. 6:6) Kemudian ia berkata, "Sahabat (Nabi)
Muhammad SAWW adalah orang yang menaati Allah, sekalipun ia tidak berhubungan darah, dan musuh Muhammad adalah orang yang tidak menaati Allah sekalipun ia keluarga dekat."
97. Amirul Mukminin mendengar tentang seorang Khariji yang berkata bahwa ia mendirikan salat malam dan membaca Al-Qur'an, lalu ia berkata: Tidur dalam keadaan iman yang kukuh lebih baik
daripada salat dalam keadaan ragu-ragu.
98. Amirul Mukminin as berkata: Bilamana Anda mendengar suatu suatu hadis, ujilah itu menurut akal, jangan sekadar mendengar, karena periwayat pengetahuan ada banyak tetapi yang menjaganya
hanya sedikit.
99. Amirul Mukminin mendengar seorang lelaki membaca, Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita akan kembali' (QS. 2:256) lalu ia berkata: Bacaan kita "Innâ lillâhi" (Sesungguhnya
kita milik Allah) adalah suatu pengakuan akan wilayah-Nya atas diri kita, dan bacaan kita, "Wa innâ ilaihi râji'ûn" (Dan sesungguhnya kepada-Nya kita akan kembali) adalah pengakuan bahwa kita
fana.
100. Seseorang memuji Amirul Mukminin di hadapan beliau, lalu beliau berkata: 'Tuhanku, Engkau lebih mengetahui diriku daripada aku sendiri, dan aku sendiri mengetahui lebih banyak dari apa
yang mereka ketahui. Tuhanku, jadikanlah kami lebih baik daripada apa yang mereka kira, dan ampunilah kami atas apa yang tidak mereka ketahui.
101. Amirul Mukminin as berkata: Pemenuhan kebutuhan (orang lain) menjadi kebajikan langgeng dalam dga hal: memandangnya kecil sehingga ia beroleh kebesaran, menyimpannya sehingga ia
terwujud, dan melakukannya dengan cepat sehingga ia menjadi menyenangkan.
102. Amirul Mukminin as berkata: Segera akan tiba saat ketika ke-dudukan tinggi hanya akan diberikan kepada orang-orang yang mencemarkan orang lain, ketika orangorang keji akan dianggap
cerdas, dan orang adil akan dianggap lemah. Orang akan memandang sedekah sebagai kerugian, hubungan kekeluargaan sebagai (beban) kewajiban, dan ibadah sebagai dasar untuk mengklaim kebesaran di
antara orang lain. Pada saat itu wewenang akan dilaksanakan melalui nasihat kaum wanita, mendudukkan anak-anak untuk jabatan tinggi dan pelaksanaan urusan pemerintahan oleh para
banci.
103. Amirul Mukminin as kelihatan berpakaian tua yang lusuh dengan tambalan-tambalan. Ketika hal itu ditunjukkan kepadanya, ia berkata: Dengan itu hati merasa takut, pikiran merasa
sederhana dan kaum mukmin menandinginya. Sesungguhnya dunia ini dan dunia akhirat saling bermusuhan dan arah jalannya berbeda. Barangsiapa menyukai dan mencintai dunia ini ia akan membenci dunia
akhirat dan menjadi musuhnya. Ini seperti timur dan barat. Apabila seseorang berjalan mendekati yang satu, maka ia menjauh dari yang lainnya. Mereka seperti dua istri yang dimadu.
104. Diriwayatkan oleh Nauf al-Bikali bahwa: "Saya melihat Amirul Mukminin as keluar dari tempat tidumya lalu melihat ke bintang-bintang, kemudian ia berkata kepada saya, 'Wahai Nauf,
apakah Anda sedang jaga atau tidur?' Saya katakan, "Saya sedang bangun, ya Amirul Mukminin.' Lalu ia berkata, 'Diberkatilah orang yang berpantang atas dunia ini dan bergairah untuh akhirat.
Mereka orang-orang yang memandang bumi ini sebagai lantai, dan debunya sebagai seperei; mereka membaca Al-Qur'an dengan suara rendah dan berdoa dengan nada tinggi dan kemudian mereka terputus
dari dunia ini seperti 'Isa al-Masih. Wahai Nauf, Nabi Dawud as bangun pada suatu waktu seperti ini pada suatu malam seraya berkata, 'Pada saat ini apa saja yang didoakan seseorang akan
dikabulkan kepadanya, kecuali ia pengumpul pajak, intelijen, perwira polisi, pemain seruling atau pemukul tambur.'
Sayid Radhi mengatakan: Juga dikatakan bahwa "arthabah" berarti "thabl"(tambur) dan “kûbah" berarti seruling.
105. Amirul Mukminin as berkata: Allah telah menempatkan pada Anda beberapa kewajiban yang tak boleh Anda abaikan, la meletakkan batas-batas yang tak boleh Anda langgar, la melarang Anda
terhadap hal-hal tertentu yang tak boleh Anda langgar, dan la telah mendiamkan tentang hal-hal tertentu tetapi la tidak membiarkannya karena kekeliruan supaya Anda tidak
mendapatkannya.
106. Amirul Mukminin as berkata: Apabila orang melepaskan sesuatu yang berhubungan dengan agama untuk melumskan urusan dunianya, Allah akan menimpakan kepadanya sesuatu yang lebih merugikan
dari itu.
107. Amirul Mukminin as berkata: Sering ketidaktahuan orang berilmu meruntuhkannya sedang pengetahuan yang dipunyainya tidak menolongnya.
108. Amirul Mukminin as berkata: Pada manusia ada segumpal daging yang terpaut padanya dengan suatu nadi, dan itulah hal yang paling ajaib padanya. Itulah hati. la mengandung simpanan
kebijaksanaan dan hal-hal yang bertentangan dengan kebijaksanaan. Apabila ia melihat sepercik harapan, gairah merendahkannya, dan apabila gairah meningkat, keserakahan meruntuhkannya. Apabila
kekecewaan mengalahkannya, kesedihan membunuhnya, dan apabila marah bangkit padanya, keberangan yang parah berkembang. Apabila ia diberkati dengan kesenangan, ia lupa berlaku waspada. Apabila ia
khawatir, ia menjadi tak peduli. Apabila kedamaian meluas di mana-mana, ia menjadi lalai. Apabila ia mendapat kekayaan, ketidakpedulian meletakkannya pada yang salah. Apabila kesusahan
menimpanya, ketidaksabaran menjadikannya rendah. Apabila ia menghadapi kelaparan, derita mengalahkannya. Apabila lapar menyerangnya, kelemahan membuatnya duduk. Apabila, makaimya meningkat,
beratnya perut menyakitinya. Alhasil, setiap kekurangan merugikannya, dan setiap kelebihan menyakitinya.
109. Amirul Mukminin (as) berkata: Kami (para anggota keluarga Nabi) adalah seperti posisi di tengah. Orang yang ketinggalan harus maju untuk menemuinya sedang yang telah melewati harus
kembali kepadanya.
110. Amirul Mukminin as berkata: Tak seorang pun dapat menegakkan peraturan Allah Yang Mahasuci kecuali orang yang tak mengalah (dalam urusan hak), yang tidak berlaku seperti orang jahil,
dan tidak serakah.
111. Sahl ibn Hunaif al-Anshari yang sangat dicintai Amirul Mukminin as meninggal di Kufah setelah kembalinya dari Perang Shiffin. Pada waktu itu Amirul Mukminin as berkata: Sekalipun
sebuah gunung mencintai saya, ia akan runtuh (juga).
Sayid Radhi mengatakan: Artinya ialah bahwa karena cobaan pada manusia yang mencintai Amirul Mukminin as, kesusahan parah akan menimpanya dan hal ini hanya berlaku bagi orang yang takwa,
berkebajikan dan orang pilihan. Ada suatu ucapan Amirul Mukminin as yang seperti itu (lihat No. 112 berikut).
112. Amirul Mukminin as berkata: Barangsiapa mencintai kami para anggota keluarga Nabi, hendaklah ia bersedia menghadapi kemiskinan.
Sayid Radhi mengatakan: Ini telah ditafsirkan dalam berbagai cara pula, tetapi tak sesuai untuk membicarakannya di sini."?
113. Amirul Mukminin as berkata: Tak ada kekayaan yang lebih menguntungkan ketimbang kebijaksanaan, tak ada kesepian yang lebih mengasingkan ketimbang puji-diri, tak ada pikiran sebaik
kebijaksanaan, tak ada kemuliaan seperti takwa kepada Allah, tak ada sahabat seperti keramahan, tak adawarisan seperti kesopanan, tak adapandu seperti anjuran, tak ada pemiagaan seperti amal
saleh, tak ada keuntungan seperti ganjaran Ilahi, tak ada mawas diri seperti diam pada saat ragu, tak ada pantangan seperti menghindari larangan, tak ada pengetahuan seperti pemikiran, tak ada
ibadat seperti pelaksanaan kewajiban, tak ada iman seperti kesederhaan dan kesabaran, tak ada capaian seperti kerendahan hati, tak ada kehormatan seperti pengetahuan, dan tak ada dukungan yang
lebih dapat diandalkan daripada nasihat.
114. Amirul Mukminin as berkata: Pada saat kebajikan sedang menjadi model di dunia dan di antara manusia, apabila seseorang mencurigai seseorang lain yang tak terlihat suatu kejahatan
padanya, maka ia telah berlaku lalim. Dan pada saat kejahatan sedang menjadi model di dunia dan di kalangan manusia, apabila seseorang menaruh gagasan baik tentang seseorang lain, maka ia
membuang diri ke dalam bahaya.
115. Amirul Mukminin as pernah ditanya: "Bagaimana keadaan Anda, ya Amirul Mukminin?" la menjawab, "Bagaimana keadaan orang yang hidupnya sedang digiring ke arah maut, yang keadaan sehatnya
dapat berubah setiap saat menjadi sakit, dan yang harus ditangkap (oleh maut) dari tempat keamanannya."
116. Amirul Mukminin as berkata: Ada banyak orang yang diberi waktu (oleh Allah) dengan perlakuan baik terhadap mereka, dan banyak orang tertipu karena kegiatan dosanya ditirai (oleh
Allah), dan banyak yang terpesona oleh pembicaraan baik tentang diri mereka sendiri. Dan Allah tidak mencobai seseorang seberat la mencobai orang yang diberi-Nya waktu (untuk tetap
berdosa).
117. Amirul Mukminin as berkata: Dua jenis manusia akan menghadapi keruntuhan karena saya: orang yang mencintai saya secara berlebih-lebihan, dan orang yang sangat membenci
saya.
118. Amirul Mukminin as berkata: Ketinggalan kesempatan menyebabkan kesedihan.
119. Amirul Mukminin as berkata: Dunia ini ibarat ular. la halus dalam sentuhan tetapi di dalamnya penuh bisa. Orang tak tahu yang jatuh ke dalam tipuannya, tertarik kepadanya; tetapi orang
bijaksana dan cerdas tems berjaga-jaga terhadapnya.
120. Amirul Mukminin as ditanyai tentang kaum Quraisy. dan ia menjawab: "Tentang Bani Makhzum, mereka adalah kembang-kembang Quraisy. Menyenangkan bila berbicara pada lelakinya dan
mengawini wanitanya. Tentang Bani 'Abdusy-Syams, mereka berpandangan jauh dan hati-hati tentang segala yang tersempunyi dari mereka. Tentang kami sendiri (Bani Hasyim) kami menafkahkan apa saja
yang kami punyai, dan sangat dermawan dalam menyerahkan diri kepada maut. Akibatnya orang-orang itu lebih banyak jumlahnya, lebih berusaha merancang dan lebih buruk (rupa), sementara kami lebih
fasih, berharap baik dan gagah.
121. Amirul Mukminin as berkata: Alangkah bedanya dua jenis perbuatan: perbuatan yang kesenangannya berlalu tetapi akibat (buruk)nya tertinggal, dan perbuatan yang kesusahannya berlalu
tetapi ganjarannya tertinggal.
122. Amirul Mukminin as sedang menyertai suatu upacara pemakaman ketika ia mendengar seseorang tertawa. Lalu ia berkata: Apakah karena maut hanya ditentukan bagi orang lain? Apakah karena
kebenaran hanya wajib bagi orang lain? Apakah karena orang-orang yang kita lihat berangkat dalam perjalanan kematiannya akan kembali kepada kita? Kita meletakkan mereka dalam kubumya dan kemudian
menikmati harta mereka (seakan-akan kita akan hidup selama-lamanya setelah mereka). Kita telah mengabaikan setiap pengkhotbah, lelaki atau perempuan, dan telah membuka diri kita kepada setiap
bencana.
123. Amirul Mukminin as berkata: Diberkatilah orang yang merendahkan dirinya, yang rezekinya suci, yang kebiasaannya saleh, yang membelanjakan simpanannya (dengan nama Allah), yang mencegah
lidahnya dari kebusukan, yang menjaga agar manusia aman dari kejahatannya, yang senang akan sunah dan yang tak berhubungan dengan bidah.
Sayid Radhi berkata: Sebagian orang mengatributkan ucapan ini dan yang sebelumnya kepada Nabi Allah SAWW.
124. Amirul Mukminin as berkata: Kecemburuan seorang wanita (terhadap madunya) adalah hujatan, sedang kecemburuan lelaki adalah bagian dari iman.
125. Amirul Mukminin as berkata: Saya akan mendefinisikan Islam sebagai yang belum pernah ada orang mendefinisikannya: Islam adalah penyerahan, penyerahan adalah keyakinan, keyakinan adalah
pengukuhan, pengukuhan adalah pengakuan, pengakuan adalah pelaksanaan (kewajiban), dan pelaksanaan kewajiban adalah amal.
126. Amirul Mukminin as berkata: Saya heran akan si kikir yang justru bergegas ke arah kemiskinan dan mana ia melarikan diri, dan tidak mendapatkan keenakan hidup yang justru
dihasratkannya. Akibatnya ia melewati kehidupan di dunia iiu seperti orang miskin, tetapi harus menyampaikan tanggung jawab di dunia akhirat sebagai orang kaya.
Saya heran akan orang sombong yang hanya setetes mani kemarinnya dan akan berubah menjadi bangkai hari berikutnya. Saya heran akan orang yang meragukan Allah walaupun ia melihat
ciptaan-Nya. Saya heran akan orang yang melupakan kematian walaupun ia melihat manusia mati. Saya heran akan orang yang menyangkali kehidnpan yang kedua walaupun ia telah melihat kehidupan yang
pertama. Saya heran akan orang yang mendiami dunia fana ini tetapi mengabaikan dunia yang kekal.
127. Amirul Mukminin as berkata: Barangsiapa yang kurang beramal akan jatuh ke dalam kesedihan; dan Allah tak ada urusan dengan orang yang tidak membelanjakan sesuatu dari kekayannya dalam
nama Allah.
128. Amirul Mukminin as berkata: Jagalah terhadap dingin pada mulanya (musim) dan sambutlah ia hingga akhir, karena ia mempengaruhi tubuh sebagaimana ia mempengaruhi tanaman. Pada awalnya
ia menghancurkannya tetapi pada akhirnya ia memberikannya daun segar.[30]
129. Amirul Mukminin as berkata: Kebesaran Pencipta yang Anda sadari akan mengecilkan makhluk-makhluk dalam pandangan Anda.
130. Ketika Amirul Mukminin as kembali dari Shiffin dan mennperhatikan kubur-kubur di luar Kufah, ia berkata: Wahai para penghuni rumah yang memberi rasa sunyi, penghuni wilayah kehabisan
penduduk dan kubur-kubur gelap. Wahai manusia dari debu, wahai mangsa kesepian, wahai mangsa keterasingan. Anda telah pergi mendahului kami, sementara kami akan menyusul dan menemui Anda.
Rumah-rumah yang Anda tinggalkan telah dihuni orang lain; istri-istri (yang Anda tinggalkan) telah dikawini orang lain; harta telah dibagi-bagikan (di antara ahli waris). Ini berita tentang
orang-orang sekitar kami; apa kabar tentang hal-hal di sekitar Anda?
Kemudian Amirul Mukminin as berpaling kepada para sahabatnya seraya berkata: Apabila diizinkan berbicara, mereka akan memberitahukan kepada Anda bahwa bekal yang terbaik ialah takwa kepada
Allah.