Malam Kedua Puluh Satu

Keutamaan malam kedua puluh satu ini adalah lebih besar dari keutamaan malam kesembilan belas, dan selayaknya kita mengerjakan amalan-amalan umum malam Lailatul Qadr itu (secara lebih giat di sini), seperti mandi, bangun malam, berziarah kepada Imam Husain as, mengerjakan shalat dengan membaca tujuh kali surah at-Tauhid, meletakkan al-Quran di atas kepala, mengerjakan shalat sebanyak seratus rakaat, membaca doa Jausyan Kabir, dan lain sebagainya. Dalam beberapa hadis telah ditekankan untuk melakukan mandi, bangun malam, dan giat beribadah pada malam ini dan malam kedua puluh tiga, serta bahwa malam Lailatul Qadr adalah salah satu dari dua malam ini. 
Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa para sahabat pernah meminta kepada ma'shumin as untuk menentukan malam Lailatul Qadr. Mereka enggan untuk menentukannya dan sebagai gantinya mereka berkata, "Alangkah mudahnya permohonan kalian terkabulkan pada dua malam ini", atau "Mengapa kalian enggan melakukan kebaikan di dua malam ini?", dan lain sebagainya.
Di antara pesan-pesan yang disampaikan oleh Syeikh Shaduq ra kepada Masyâyikh (al-Hadîts) dari kalangan Syi'ah Imamiah berkata, "Barangsiapa menghidupkan dua malam ini dengan membahas ilmu, hal itu adalah lebih utama".
Ringkasnya, dari malam ini disunnahkan bagi kita untuk membaca doa-doa sepuluh malam terkahir bulan Ramadhan. Di antaranya adalah doa yang diriwayatkan oleh Syeikh al-Kulaini ra dalam kitab al-Kâfî dari Imam Shâdiq as bahwa beliau berkata, "Bacalah (doa ini) setiap malam pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan".

أَعُوْذُ بِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ أَنْ يَنْقَضِيَ عَنِّيْ شَهْرُ رَمَضَانَ أَوْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ مِنْ لَيْلَتِيْ هَذِهِ وَ لَكَ قِبَلِيْ 

Aku berlindung kepada keagungan Dzat-Mu Yang Maha Mulia agar jangan sampai bulan Ramadhan ini berlalu dariku atau fajar malamku ini menyingsing sedangkan aku masih memiliki 

ذَنْبٌ أَوْ تَبِعَةٌ تُعَذِّبُنِيْ عَلَيْهِ 

dosa atau tanggungan yang yang karenanya Engkau akan menyiksaku. 

Dalam catatan pinggir kitab al-Balad al-Amîn Syeikh al-Kaf'ami menukil bahwa Imam Shâdiq as selalu membaca (doa berikut ini) setiap malam selama sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan setelah mengerjakan shalat wajib dan sunnah.

اَللَّهُمَّ أَدِّ عَنَّا حَقَّ مَا مَضَى مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ وَ اغْفِرْ لَنَا تَقْصِيْرَنَا فِيْهِ وَ تَسَلَّمْهُ مِنَّا مَقْبُوْلاً وَ لاَ 

Ya Allah, penuhilah dari kami hak bulan Ramadhan yang telah berlalu, ampunilah kelengahan kami di dalamnya, terimalah ia dari kami, janganlah 

تُؤَاخِذْنَا بِإِسْرَافِنَا عَلَى أَنْفُسِنَا وَ اجْعَلْنَا مِنَ الْمَرْحُوْمِيْنَ وَ لاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْمَحْرُوْمِيْنَ

Kau siksa kami karena keterlaluan kami terhadap diri kami, jadikanlah kami di antara orang-orang yang dikasihani, dan janganlah Kau jadikan kami di antara orang-orang yang terhalangi. 

Beliau berkata, "Barangsiapa membaca doa ini, Allah SWT akan mengampuni kesalahannya pada hari-hari yang telah berlalu selama bulan Ramadhan ini dan menjaganya dari perbuatan maksiat di sisa-sisa bulan ini".
Di antara amalan-amalan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan adalah dalam kitab al-Iqbâl Sayid Ibnu Thâwûs ra meriwayatkan dari Ibnu Abi 'Umair dari Murazim bahwa Imam Shâdiq as selalu membaca (doa berikut ini) setiap malam selama sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ قُلْتَ فِيْ كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْ أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَ بَيِّنَاتٍ مِنَ 

Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah berfirman di dalam Kitab-Mu yang telah diturunkan, "Bulan Ramadhan adalah bulan yang al-Quran telah diturunkan di dalamnya sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelas 

الْهُدَى وَ الْفُرْقَانِ، فَعَظَّمْتَ حُرْمَةَ شَهْرِ رَمَضَانَ بِمَا أَنْزَلْتَ فِيْهِ مِنَ الْقُرْآنِ وَ خَصَصْتَهُ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ وَ 

(jalan) petunjuk dan pemisah (antara kebenaran dan kebatilan)". Dengan demikian Engkau telah mengagungkan kesucian bulan Ramadhan dengan al-Quran yang telah Kau turunkan di dalamnya dan Kau mengistimewakannya dengan malam Lailatul Qadr, 

جَعَلْتَهَا خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، اَللَّهُمَّ وَ هَذِهِ أَيَّامُ شَهْرِ رَمَضَانَ قَدِ انْقَضَتْ وَ لَيَالِيْهِ قَدْ تَصَرَّمَتْ وَ قَدْ 

lalu Kau jadikannya lebih baik dari seribu bulan. Ya Allah, hari-hari bulan Ramadhan ini telah berlalu dan malam-malamnya telah terputus, sedangkan 

صِرْتُ يَا إِلَهِيْ مِنْهُ إِلَى مَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ وَ أَحْصَى لِعَدَدِهِ مِنَ الْخَلْقِ أَجْمَعِيْنَ، فَأَسْأَلُكَ بِمَا سَأَلَكَ 

aku ya Ilahi telah berada dalam sebuah kondisi yang Engkau lebih tahu dari padaku dan lebih mampu menghitung jumlahnya dari pada seluruh makhluk. Maka, aku memohon kepada-Mu dengan suatu perantara yang dengannya telah memohon kepada-Mu 

بِهِ مَلاَئِكَتُكَ الْمُقَرَّبُوْنَ وَ أَنْبِيَاؤُكَ الْمُرْسَلُوْنَ وَ عِبَادُكَ الصَّالِحُوْنَ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ 

para malaikat-Mu yang telah didekatkan (ke haribaan-Mu), para nabi-Mu yang telah diutus, dan para hamba-Mu yang salih agar Kau curahkan shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, 

وَ أَنْ تَفُكَّ رَقَبَتِيْ مِنَ النَّارِ وَ تُدْخِلَنِي الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِكَ وَ أَنْ تَتَفَضَّلَ عَلَيَّ بِعَفْوِكَ وَ كَرَمِكَ وَ تَتَقَبَّلَ 

membebaskan diriku dari api neraka, memasukkanku ke dalam dalam surga dengan rahmat-Mu, memberikan karunia padaku dengan maaf dan kemurahan-Mu, menerima 

تَقَرُّبِيْ وَ تَسْتَجِيْبَ دُعَائِيْ وَ تَمُنَّ عَلَيَّ بِالْأَمْنِ يَوْمَ الْخَوْفِ مِنْ كُلِّ هَوْلٍ أَعْدَدْتَهُ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ، إِلَهِيْ وَ 

taqarrubku, mengabulkan doaku, dan memberikan karunia keamanan kepadaku para hari ketakutan terhadap kedahsyatan yang telah Kau persiapkan untuk hari Kiamat. Ya Ilahi, 

أَعُوْذُ بِوَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَ بِجَلاَلِكَ الْعَظِيْمِ أَنْ يَنْقَضِيَ أَيَّامُ شَهْرِ رَمَضَانَ وَ لَيَالِيْهِ وَ لَكَ قِبَلِيْ تَبِعَةٌ أَوْ 

aku berlindung kepada-Mu demi Dzat-Mu Yang Mulia dan kebesaran-Mu Yang Agung supaya jangan sampai hari-hari bulan Ramadhan dan malam-malamnya berlalu sedangkan aku masih memiliki tanggungjawab kepada-Mu atau 

ذَنْبٌ تُؤَاخِذُنِيْ بِهِ أَوْ خَطِيْئَةٌ تُرِيْدُ أَنْ تَقْتَصَّهَا مِنِّيْ لَمْ تَغْفِرْهَا لِيْ سَيِّدِيْ سَيِّدِيْ سَيِّدِيْ، أَسْأَلُكَ يَا لاَ 

dosa yang dengannya Engkau akan menyiksaku atau kesalahan yang (karenanya) Engkau akan membalasku (dan) Engkau tidak akan mengampuninya, Tuanku, Tuanku, Tuanku. Aku memohon kepada-Mu wahai Yang tiada 

إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ إِذْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ إِنْ كُنْتَ رَضِيْتَ عَنِّيْ فِيْ هَذَا الشَّهْرِ فَازْدَدْ عَنِّيْ رِضًا، وَ إِنْ لَمْ تَكُنْ 

Tuhan (sejati) selain Engkau ketika tiada Tuhan (sejati) selain Engkau, jika Engkau ridha terhadapku pada bulan ini, maka tambahkanlah keridhaan-Mu kepadaku, dan jika 

رَضِيْتَ عَنِّيْ فَمِنَ الْآنَ فَارْضَ عَنِّيْ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، يَا اَللهُ يَا أَحَدُ يَا صَمَدُ يَا مَنْ لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ 

Engkau tidak ridha kepadaku, maka dari sekarang ridhalah kepadaku, wahai Yang Lebig Pengasih dari para pengasih, ya Allah, wahai Yang Maha Esa, wahai Tempat Bergantung, wahai Yang tidak beranak dan tidak 

يُوْلَدْ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ 

diperanakkan, dan tak seorang pun yang sejajar dengan-Nya. 


Lalu, bacalah berulang-ulang:

يَا مُلَيِّنَ الْحَدِيْدِ لِدَاوُوْدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، يَا كَاشِفَ الضُّرِّ وَ الْكُرَبِ الْعِظَامِ عَنْ أَيُّوْبَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، أَيْ 

Wahai Pelunak besi bagi Dawud as, wahai Penyingkap kesengsaraan dan kegundahan bagi Ayyub as, wahai 

مُفَرِّجَ هَمِّ يَعْقُوْبَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، أَيْ مُنَفِّسَ غَمِّ يُوْسُفَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا 

Penyirna kesusahan Ya'qub as, wahai Pelapang kesedihan Yusuf as, curahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana 

أَنْتَ أَهْلُهُ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ وَ افْعَلْ بِيْ مَا أَنْتَ أَهْلُهُ وَ لاَ تَفْعَلْ بِيْ مَا أَنَا أَهْلُهُ‏

Engkau layak untuk mencurahkan shalawat atas mereka semua, perlakukanlah aku sesuai dengan yang layak bagi-Mu, dan jangan perlakukan aku sesuai yang layak bagiku. 

Di antara doa-doa sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan adalah doa berikut ini yang telah dinukil dalam kitab al-Kâfî secara musnad dan di dalam kitab al-Muqni'ah secara mursal. Doa ini dibaca pada malam pertama (dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan). Yaitu,