KHOTBAH 25

Tak ada [yang tertinggal pada saya] selain Rufah yang dapat saya tarik dan saya ulurkan (yang sepenuhnya berada di tangan saya). [Wahai Kufah] apabila begini keadaan Anda, angin puyuh terus bertiup melewati Anda maka mungkin Allah menghancurkan Anda.

Kemudian ia menggambarkan dengan bait seorang penyair,

Wahai 'Amr! Demi hidup ayahmu yang baik, saya hanya menerima segigitan kecil dari lemak [yang tersisa] di belanga ini.

Saya diberitahu bahwa Busr telah menaklukkan Yaman. Demi Allah, saya mulai berpikir tentang orang-orang ini, bahwa dalam waktu singkat mereka akan merenggut seluruh negara melalui persatuan mereka atas dasar kebatilan mereka dan perpecahan Anda (tentang hak Anda sendiri), serta perpisahan dan kedurhakaan Anda atas imam Anda dalam urusan hak; ketaatan mereka kepada pemimpin mereka dalam kebatilan, pemenuhan mereka atas amanat majikan mereka, dan pengkhianatan Anda; pekerjaan baik mereka bagi kota-kota mereka dan (perbuatan) bencana Anda. Andaipun saya menugaskan Anda menjaga sebuah mangkuk kayu, saya khawatir Anda akan melarikan diri dengan gagangnya.

Ya Allah, Tuhanku, mereka letih dengan saya dan saya letih dengan mereka. Tukar mereka bagi saya dengan yang lebih baik, dan tukarlah saya bagi mereka dengan yang lebih buruk. Ya Allah, larutkanlah hati mereka seperti garam larut dalam air. Demi Allah, saya berhasrat kiranya saya hanya mempunyai seribu orang berkuda Bani Firas ibn Ghanm (seperti kata sang penyair):

Bila kaupanggil, mereka datang padamu Berkuda seperti awan musim panas.

(Sesudah itu Amirul Mukminin turun dari mimbar)

Sayid Radhi berkata: Dalam syair ini kata armiyah adalah bentuk jamak dari ra/77/yyang berarti "awan", sedang ham?m di sini berarti musim panas, karena gerakannya yang cepat, karena tidak mengandung air sedang awan (biasa) bergerak pelan karena bermuatan air. Awan ini biasanya muncul dalam musim dingin (di Tanah Arab). Dengan puisi ini si penyair bermaksud menyampaikan bahwa bilamana mereka dipanggil untuk dimintai pertolongan mereka datang dengan cepat, dan ini terkandung pada baris pertama, "Bila kaupanggil mereka akan datang padamu". •

--------------------------------------------------------------------------------

[i] Setelah Tahkim (arbitrasi), kedudukan Mu'awiah menjadi stabil. la mulai memikirkan usaha merebut kota-kota Amirul Mukminin dan memperluas wilayahnya. la mengirimkan tentaranya ke berbagai daerah untuk mendapatkan baiat mereka dengan paksaan. Sehubungan dengan ini, ia mengutus Busr ibn Abi Arthat ke Hijaz, dan orang ini menumpahkan darah ribuan orang tak berdosa dari Hijaz hingga Yaman, membakar hidup-hidup suku demi suku, bahkan membunuh anak-anak, sehingga dua putra 'Ubaidullah ibn 'Abbas, Gubernur Yaman, dibantai di depan ibu mereka, Juwairiah binti Khalid ibn Qarazh al-Kinaniyyah.

Ketika Amirul Mukminin mengetahui pembantaian dan pembunuhan ini, ia hendak mengutus suatu kontingen untuk menumpasnya, tetapi karena pcrtempuran yang terus-menerus, rakyat telah lesu dan tidak bersemangat untuk itu. Melihat keengganan mereka untuk berjuang, Amirul Mukminin mengucapkan khotbah ini di mana ia membangkitkan semangat dan harga diri mereka dan mendorong mereka untuk jihad dengan menggambarkan kepada mereka kelaliman musuh dan kekurangan mereka sendiri. Akhirnya Jariah ibn Qudamah as-Sa'di menyambut seruannya dan dengan membawa tentara sebanyak dua ribu orang ia berangkat untuk memburu Busr dan mengubernya keluar dari wilayah Amirul Mukminin.