KHOTBAH 57- Kepada kaum Khariji, Amirul Mukminin berkata

Semoga badai menyusul Anda sementara tak ada di antara Anda yang akan membenahi Anda. Setelah menerima iman dan berjihad bersama Rasulullah SAWW, akankah saya menyaksikan kekafiran saya. "Tersesatlah aku bila demikian, dan tiadalah aku termasuk golongan yang mendapat bimbingan. " (QS. 6:56). Karena itu, kembalilah Anda ke tempat Anda yang celaka, kejahatan Anda, dan kembali pada jejak-jejak tumit Anda. Pastilah akan Anda dapati, sesudah saya, kehinaan yang melimpah dan pedang tajam dan tradisi yang akan ditempuh oleh para penindas sebagai suatu norma ter-hadap Anda.[1] •

Sayid Radhi berkata: Dalam kata-kata "wa la bagiya minkum abirun" [sementara tak ada di antara Anda orang yang akan membenahi Anda), yang digunakan Amirul Mukminin, kata abir dengan huruf ba' dan r?' itu diambil dan ungkapan Arab "rajulun abirun" yang berarti orang yang memangkas pohon kurma dan memperbaikinya. Dalam satu versi kata itu adalah atsir dan artinya ialah "pembawa berita"; menurut pendapat saya, ini lebih sesuai, seakan-akan Amirul Mukminin bermaksud mengatakan bahwa tak akan ada orang lagi yang tertinggal untuk menyampaikan kabar. Dalam satu versi kata itu muncul sebagai abiz dengan zai yang berarti orang yang melompat. Orang yang mati disebut juga abiz. •

--------------------------------------------------------------------------------

[1] Sejarah menunjukkan bahwa setelah Amirul Mukminin, kaum Khariji menghadapi segala macam aib dan kehinaan. Di mana saja mereka mengangkat kcpala untuk mengadakan kekacauan, mereka dihadapi dengan pedang dan tombak. Demikianlah Ziyad ibn Abih dan 'Ubaidillah ibn Ziyad, al-Hajjaj ibn Yusuf, Mush'ab ibn Zubair dan al-Muhallab ibn Abi Shufrah tidak meninggalkan apa pun dalam menumpas mereka dari muka bumi. Terutama Muhallab yang memburu mereka selama sembilan belas tahun, memusnahkan mereka dengan sempurna dan baru berhenti setelah menyelesaikan penghancurannya.

Thabari menulis bahwa ketika sepuluh ribu orang Khariji berkumpul di Sila wa Silibra (nama sebuah bukit di Ahwaz), Muhallab menghadapi mereka dengan demikian tegarnya sehingga ia membunuh tujuh ribu orang Khariji, sementara tiga ribu orang yang tersisa lari ke Kirman untuk menyelamatkan diri. Tetapi ketika Gubernur Persia mengetahui kegiatan-kegiatan pernberontakan mereka, ia mengepung mereka di Sabur dan membunuh banyak di antara mereka di situ juga. Yang tertinggal lari ke Isfahan dan Kirman. Di sana mereka mulai membentuk suatu kontingen tentara lalu maju ke Kufah melalui Bashrah. Harits ibn Abi Rabt'ah al-Makhzumi dan 'Abdur-Rahman ibn Mikhnaf' al-Azdi bersiap dengan enam ribu prajurit untuk menghentikan kemajuan mereka, dan mengusir mereka keluar perbatasan Irak. Dengan jalan demikian pertempuran yang beruntun menghancurkan sama sekali kekuatan militer mereka dan mengusir mereka dari kota-kota sehingga terpaksa mengembara di gurun-gurun. Sesudah itu pun, ketika mereka bangkit dalam kelompok-kelompok, mereka dihancurkan. (Tarikh ath-Thabari, II, h. 580-591; Ibn Atsir, IV, h, 196-206).