KHOTBAH 115- Tentang Kesusahan yang Akan Timbul di Hari Pengadilan

Allah mengutus (Nabi) sebagai penyeru kepada Kebenaran dan saksi atas makhluk. Nabi menyampaikan pesan-pesan Allah tanpa bermalas-malas dan tanpa kekurangan, dan beliau memerangi musuh-musuh beliau tanpa lesu dan tanpa berdalih. Beliau paling utama di antara orang-orang yang takwa dan yang berkemampuan melihat semua yang mendapat petunjuk.

Bagian dari Khotbah yang Sama Mengeluh tentang Orang-orangnya


Apabila Anda ketahui apa yang saya ketahui tentang yang gaib, yang tertutup dari Anda, tentulah Anda telah pergi ke tempat terbuka sambil meratap dan memukul-mukul diri Anda dalam kesedihan, dan Anda akan sudah meninggalkan harta Anda tanpa penjagaan baginya atau gantian apa pun terhadapnya. Maka setiap orang akan mengurus dirinya sendiri tanpa memperhatikan siapa pun lainnya. Tetapi Anda telah melupakan apa yang diingatkan kepada Anda dan merasa aman dari apa yang telah diperingatkan kepada Anda. Akibatnya, gagasan-gagasan Anda tersesat dan urusan Anda tercerai-berai.

Saya berhasrat kiranya Allah menyebabkan perpisahan antara saya dan Anda, dan memberikan kepada saya orang-orang yang lebih berhak berada bersama saya ketimbang Anda. Demi Allah, mereka adalah kaum yang bergagasan penuh berkah, kebijaksanaan yang bertahan, dan pembicaraan yang benar. Mereka menjauh dari durhaka. Mereka melangkah maju pada jalan (Allah) dan berlari di jalan tinggi. Akibatnya, mereka mencapai kehidupan akan datang yang abadi dan kemuliaan yang lapang.

Hati-hatilah! Demi Allah, seorang laki-laki tinggi yang bergaya melenggang dari Bani Tsaqif akan ditempatkan di atas Anda. la akan memakan habis tanaman-tanaman Anda dan melarutkan lemak Anda. Maka, wahai Aba Wadzahah, itukah semuanya?

Sayid Radhi berkata: "Al-wadzahah" berarti "al-khunfusâ’ (kembang kotoran). Dalam kalimat ini Amirul Mukminin merujuk kepada Hajjaj ibn Yusuf ats-Tsaqafi dan ia mengalami insiden dengan "al-Khunfusa', yang tak perlu diceritakan di sini.* •

--------------------------------------------------------------------------------

* Detail insiden ini ialah bahwa pada suatu hari al-Hajjâj berdiri untuk salat ketika al-Khunfusâ' maju kepadanya. Al-Hajjaj mengulurkan tangannya untuk menghentikannya tetapi ia menggigitnya sehingga tangan itu bengkak dan akhirnya ia mati karenanya.

Ibn Abil Hadid telah menulis bahwa "al-wadzahah" berarti kotoran hewan yang tertinggal pada ekornya, dan nama julukan ini dimaksudkan untuk menghinanya.