KHOTBAH 148- Sebelum Wafat, Wasiat Terakhir

Wahai manusia, setiap orang mesti menemui apa yang hendak dielakkannya dengan melarikkan diri.[1] Kematian adalah tempat ke mana hidup menggiring. Melarikan diri darinya berarti menangkapnya. Berapa banyak hari telah saya lewatkan dalam mencari rahasia perkara ini, tetapi Allah tidak mengizinkan kecuali penyembunyiannya. Sayang! Itu merupakan pengetahuan yang tersimpan. Tentang wasiat terakhir saya, yang mengenai Allah, janganlah percaya akan suatu mitra bagi-Nya; dan mengenai Muhammad (saw), janganlah mengabaikan sunah beliau. Peganglah kedua tiang ini dan nyalakan kedua lampu ini. Hingga Anda tak terpecah, tak ada keburukan yang akan menimpa Anda.[2] Setiap orang dari Anda harus memikul bebannya sendiri. (Beban) itu telah diringankan bagi orang bodoh. Allah Maha Pengasih. Keimanan itu lurus. Pemimpin (Nabi) adalah pemegang pengetahuan. Kemarin saya bersama Anda; sekarang saya telah menjadi suatu bahan pelajaran bagi Anda; dan besok saya akan meninggal-kan Anda. Semoga Allah mengampuni saya dan Anda.

Apabila kaki tetap kukuh di tempat yang licin ini, syukurlah. Tetapi, apabila kaki tergelincir, adalah itu karena kita berada di bawah bayangan cabang-cabang, berlalunya angin dan tudung awan yang lapisan-lapisannya terserak di langit, dan yang jejak-jejaknya lenyap di bumi.[3] Saya adalah tetangga Anda. Jasad saya akan menemani Anda untuk beberapa hari dan tak lama lagi Anda hanya akan mendapatkan badan saya yang kosong yang akan diam setelah (semua) gerakan(nya) dan diam setelah bicara, sehingga ketenangan saya, terkatupnya mata saya, dan diamnya anggota-anggota badan saya, dapat memberikan nasihat bagi orang-orang yang mengambil pelajaran (darinya) ketimbang pembicaraan fasih dan kata yang tersedia. Saya akan berpisah dari Anda sebagai orang yang bergairah untuk menemui (seseorang). Besok Anda akan melihat kepada hari-hari saya, lalu bagian batin saya akan terbuka kepada Anda, dan Anda akan memahami saya setelah kekosongan tempat saya dan penempatannya oleh seseorang lain. •

--------------------------------------------------------------------------------

[1] 'lni berarti bahwa waktu yang dilewatkan dengan usaha-usaha untuk menjauhi kematian dan dalam sarana yang diambilnya untuk itu, hanyalah memperpendek rentangan kehidupan. Karena waktu itu berlalu maka tujuan kematian makin mendekat, sehingga dalam usaha orang untuk mencari kehidupan ia menemui kematian.

[2] Wa khalâkum dzammun (Tak ada keburukan akan menimpa Anda). Kalimat ini digunakan sebagai peribahasa. Kalimat itu mula-mula digunakan oleh Qashir, budak Jadzimah ibn Malik al-Abrasy.

[3] Maksudnya ialah bilamana semua ini mati, bagaimana mungkin mereka yang mcnghuninya tinggal selamat? Tentu mereka pun akan mati pula pada suatu saat, sebagaimana segala scsuatu lainnya. Lalu mengapa harus merasa heran akan berakhirnya kehidupan saya?