Kami tidak mengambil manusia, melainkan kami mengambil Al-Qur'an (menjadi) pentahkim. Al-Qur'an adalah sebuah Kitab, bersampul, di antara dua sampul, dan ia tidak bercakap-cakap. Karena itu
maka perlu ada juru bicara. Hanya manusia yang dapat menjadi juru bicara itu. Ketika orang-orang itu mengundang kita untuk mengambil Al-Qur'an sebagai pentahkim di antara kita, kita tidak boleh
menjadi pihak yang berpaling dari Kitab Allah, karena Allah telah bersabda,
"Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul. (QS. 4:59)
Rujukan kepada Allah berarti bahwa kita memutuskan menurut Al-Qur'an, sedang rujukan kepada Rasul berarti bahwa kita mengikuti sunah beliau. Oleh karena itu, apabila tahkim dilakukan dengan
sebenarnya melalui Kitab Allah (Al-Qur'an) maka kamilah yang sebenarnya paling berhak dari semua manusia atas kekhalifahan; atau apabila itu dilakukan dengan sunah Rasul maka kamilah yang amat
lebih disukai daripada mereka.
Mengenai pertanyaan Anda mengapa saya merenggangkan waktu antara saya dan mereka berkenaan dengan tahkim itu, saya lakukan itu agar orang-orang yang tak tahu dapat mendapatkan (kebenaran)
dan orang yang telah mengetahui dapat berpegang dengan kuat padanya. Mungkin, sebagai hasil perdamaian ini, Allah memperbaiki keadaan orang-orang ini, dan mereka tak akan tertangkap di
kerongkongan dan tidak akan menjadi pendurhaka sebagaimana dahulunya, sebelum penunjukan kebenaran. Sesungguhnya manusia yang terbaik di hadapan Ailah ialah yang paling berhasrat untuk bertindak
menurut kebenaran, sekalipun hal itu menyebabkan kesulitan dan kesusahan, ketimbang (bertindak) menurut yang batil, meskipun memberikan keuntungan dan peningkatan.
Maka, ke manakah Anda sedang disesatkan dan dari mana Anda telah dibawa (ke dalam keadaan itu)? Bersiap-siaplah untuk maju menghadapi orang-orang yang telah menyeleweng dari yang hak dan
tidak melihatnya, telah terlibat dalam perbuatan batil dan tidak diperbaiki. Mereka jauh dari Kitab dan berpaling dari jalan (yang benar). Anda tak terpercaya untuk diandalkan, tidak pula Anda
pemegang kehormatan untuk dianuti. Anda sangat buruk dalam menyulut api peperangan. Celakalah Anda! Saya terpaksa memikul banyak kecemasan dari Anda. Suatu hari saya memanggil Anda (untuk
berjihadj dan suatu hari saya berbicara kepada Anda secara rahasia; Anda bukanlah manusia merdeka yang sesungguhnya pada saat panggilan itu, bukan pula sahabat yang dapat dipercaya pada saat
berbicara secara rahasia. •